Pages

Subscribe:

Rabu, 03 Februari 2010

Sutera Alam

a. Mengenal Kupu Sutra
1.Biologis Kupu Sutra
Sebelum membahas tentang teknik beternak ulat sutra, kiranya perlu pula kita ketahui lebih dulu tentang sifat‐sifat kupu sutra. Ulat sutra sebenarnya merupakan salah satu bentuk/fase dari rangkaian siklus hidup dari sejenis serangan kupu‐kupu. Proses pertumbuhan ulat itu sendiri erat kaitannya dengan tata laksana pemeliharaan, maka penting untuk kita ketahui.

Kupu‐kupu dalam sistematika binatang termasuk kelas serangga (hexapoda) yang secara umum memiliki cirri‐ciri sebagai berikut : bagian tubuhnya terdiri dari kepala, dada, dan badan belakang; memiliki kaki sebanyak enam buah. Sifat spesifik lainnya dari bangsa serangga adalah dalam proses hidupnya mengalami perubahan bentuk (metamorphosis) yang bentuk fisik antara satu fase dengan fase lain amat berbeda.
Kupu‐kupu dalam hidupnya mengalami metamorphosis semprna dengan bentuk yang berlainan sama sekali antara satu fase dengan fase lainnya. Perubahan‐perubahan tersebut antara lain : dari telur berubah menjadi larva, kemudian menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi imago (bentuk dewasa), yakni berupa kupu‐kupu. Ulat yang kita pelihara adalah tidak lain adalah bentuk lain berupa yang tumbuh hingga membentuk kepompong.

2. Ras Kupu Sutra Unggul
Dalam dunia per‐ulat sutera‐an dikenal empat jenis atau ras kupu‐kupu sutera unggul yang memiliki produksi kokon yang sangat tinggi dan dapat menghasilkan benang sutera dengan kualitas yang baik. Keempat ras kupu sutera tersebut adalah Ras Cina, Ras Jepang, Ras Eropa dan Ras Tropika.

Di Indonesia yang telah banyak dikembangkan adalah kupa ras Cina dan ras Jepang. Dan hasil persilangan dari kedua ras kupu tersebut. Namun, belakangan ini hasil persilangan Ras Jepang dengan Ras Cina justru yang banyak dikembangan. Kupu ras Cina dan Ras Jepang ini disamping memiliki keunggulan juga memiliki beberapa kelemahan. Akan tetapi dengan menyilangkan kedua ras tersebut, kelemahan‐kelemahannya dapat dikurangi dan sifat unggulnya lebih menonjol :
  • Untuk produknya relative lebih panjang/lama dibandingka dengan ras Cina ;
  • Lebih lemah sehingga masih rentan terhadap serangan penyakit ;
  • Bentuk kokoh dan tebal seperti kacang tanah ;
  • Lapisan kokoh tebal, sehingga produksi kokon amat tinggi, lebih tinggi dibandingkan dengan produk Ras Cina.
Sedangkan Kupu Ras Cina memiliki ciri‐ciri antara lain:
  • Umur produksinya lebih pendek/cepat ;
  • Bentuk kokon bulat ;
  • Lapisan kokon tipis, sehingga produksinya lebih rendah dibandingkan dengan produksinya dengan Ras Jepang ;
  • Daya tahannya terhadap penyakit lebih baik.

b. Pemeliharaan Ulat Sutra

Sebelum pemeliharaan ulat dilakukan, segala sarana dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu dengan baik. Tanpa persiapan yang baik, usaha membudi dayakan ulat sutra akan mengalami kegagalan. Sarana dan perlengkapan yang harus dipersiapkan meliputi pakan, ruangan, dan perlengkapan‐perlengkapan budidaya.

c. Penyediaan Pakan
Pakan merupakan sarana penting dalam usaha ternak apapun. Untuk ulat sutra memerlukan bahan pakan spesifik dan tidak banyak dipedagangkan di sembarang tempat. Karena itu, sumber pakan harus tersedia secara pasti dan kontinuitasnya terjamin.

Produksi pakan (daun murbei) yang tersedia dan jumlah alat yang akan dipelihara harus disesuaikan. Sebelum ulat mulai dipelihara, tanaman murbei sudah harus siap dipanen daunnya, minimal sudah berumur sekitar satu tahun. Pemeliharaan satu boks ulat sutra (+/‐ 25.000 ekor) memerlukan daun murbei +/- sekitar 1000 kg untuk setiap periode produksi.

d. Penataan Ruang
Pemeliharaan ulat sutera dapat dilakukan secara kecil‐kecilan dalam sala rumah tangga ataupun secara besar‐besaran. Untuk skala rumah tangga, tempat pemeliharaan dapat dilakukan di dalam rumah (pada kamar khusus), tetapi pada tingkat yang lebih besar hendaknya dipelihara dalam ruangan/kandang khusus. Namun, dimanapun ulat itu dipelihara, hendaknya ruangan/tempat pemeliharaan memenuhi persyaratan, terutama menyangkut suhu, cahaya, kelembaban, dan ventilasi (pertikaran) udara juga kebersihanruangan dan sterill.

e. Bahan dan Perlengkapan
Beberapa perlengkapan dan bahan yang diperlukan dalam memelihara ulat sutera antara lain adalah :
  • Kotak penetasan dari kayu/triplek;
  • Sasag (kotak pemeliharaan ulat) dari kayu atau bambu;
  • Stand untuk sasag;
  • Keranjang daun;
  • Ember dan baskom plastik;
  • Lembaran/karung plastik untuk alas;
  • Kain untuk menyimpan daun;
  • Kertas parafin atau kertas minyak untuk alas ;
  • Sapu, sikat dan lap tangan ;
  • Kapur/kaporit/arang sekam ;
  • Sprayer untuk menyemprotkan kaporit ;
  • Thermometer ;
  • Sumpit bambu ;
  • Tempat pengokonan (dari kayu, plastik, atau bambu), dsb.
Hal‐hal yang perlu diperhatikan :
Dalam kaitannya dengan pemeliharaan ulat sutera, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
  1. Ruangan dan semua peralatan/perlengkapan harus dibersihkan,dikeringkan, dan disemprot dengan desinfektan (formalin/kaporit) sebelum pemeliharaan ulat sutera dimulai. Sebaiknya, setiap fase pemeliharaan selesai, seluruh peralatan pun harus dicuci dan dibersihkan dari bekas makanan, bulu‐bulu kokon (floss) atau debu, kemudian disemprot dengan desinfektan;
  2. Peralatan yang tidak digunakan harus disimpan diruangan lain dan disusun rapi;
  3. Orang‐orang yang keluar masuk ruangan pemeliharaan harus dibatasi seminimal mungkin;
  4. Bila akan masuk ruangan pemeliharaan, sepatu atau sandal harus dilepas dan diganti dengan sandal khusus yang tersedian dalam ruangan dan harus menginjak keset atau karung yang telah dibasahi denan larutan formalin atau creolin 5%;
  5. Sebelum melakukan pekerjaan dalam ruangan pemeliharaan, tangan harus dicelup dalam larutan desinfektan (kaporit), lalu dibasuh dengan air bersih dan dikeringkan dengan kain lap yang telah tersedia;
  6. Para pekerja (pemelihara ulat) harus mengenakan baju kerja yang tetap dan selalu disimpandiruangan kerja masing‐masing;
  7. Para pekerja atau tamu tidak boleh makan, minum, atau merokok di ruang pemeliharaan;
  8. Tempat pembuangan atau pembakaran sampah, baik berupa sisa‐sisa makanan atau kotoran dari ruangan pemeliharaan maupun dari kegiatan lain, harus diusahakan sejauh mungkin dari ruangan pemeliharaan.
Langkah-langkah budidaya ulat sutera secara jelasnya dan penanaman murbei yang digunakan sebagai pakan ulat sutera, akan dibahas apa selanjutnya...........Trima Kasih
Maaf apabila ada kekurangan dan penyampaian data yang kurang tepat, maklum baru belajar dari pengalaman.